Minggu, 27 November 2011

TATO dari zaman ke zaman

 Tato berasal dari bahasa Tahiti "tatu" yang artinya tanda. Para ahli menyimpulkan bahwa tato ini sudah ada sejak 12.000 tahun SM. Menurut sejarah, bangsa Mesir yang menjadi biang perkembangan tato di duniaDi Indonesia Orang-orang Mentawai di kepulauan Mentawai, suku Dayak di Kalimantan, dan suku Sumba di NTB, sudah mengenal tato sejak jaman dulu. Bahkan bagi suku Dayak, seseorang yang berhasil “memenggal kepala” musuhnya, dia mendapat tato di tangannya. Begitu juga dengan suku Mentawai, tato-nya Tidak dibuat sembarangan. Sebelum pembuatan tato dilaksanakan, ada Panen Enegaf alias upacara inisiasi yang dilakukan di Puturkaf Uma (galeri rumah tradisional suku Mentawai). Upacara ini dipimpin oleh Sikerei (dukun). Setelah upacara ini selesai, barulah proses Tato-nya dilaksanakan.



 Masyarakat subsuku Dayak Iban memiliki tradisi menato tubuh mereka. Selain menjadi ciri khas, tato adalah simbol keberanian masyarakat Iban.  Lihatlah Klaudis Kudi, salah seorang generasi tua Dayak Iban, yang hampir sekujur tubuhnya berhiaskan  tato. Dulu, simbol  keberanian. Kini, bermakna kenangan.
  Menato tubuh adalah tradisi nenek moyang kami. Saat perang suku, tato menjadi semacam tanda pengenal,î kata Kudi. Ia adalah  tetua adat Dayak Iban di Kampung Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
 Dahulu tato dibuat menggunakan alat sederhana, yakni jarum-jarum yang disatukan. Goresan bergaris hanya perlu satu jarum, tetapi untuk gambar yang memiliki bidang luas perlu sedikitnya  12 jarum yang disatukan dan ujungnya dibatasi dengan benang.
 Batas benang itu dipakai untuk membatasi seberapa dalam jarum akan masuk ke kulit. Jarum-jarum yang sudah dicelupkan ke pewarna akan dipukul- pukulkan perlahan ke bidang kulit yang hendak ditato. Mereka dahulu masih menggunakan pewarna tato yang dibuat dari jelaga lampu minyak yang dicampur dengan air tebu. Untuk membuat tato, mereka perlu mengumpulkan jelaga yang sengaja mereka buat dengan menaruh seng di atas lampu minyak. Jelaga akan terkumpul di seng yang langsung terkena api dari lampu minyak.
   Air tebu bercampur jelaga masih harus dikeringkan selama beberapa hari hingga menjadi kristal. Kristal hitam itu kemudian dicairkan lagi saat hendak dipakai. Luka yang dihasilkan dari jarum-jarum itu akan menjadi koreng dan ketika koreng sudah sembuh tertinggallah warna hitam sesuai pola yang digambar saat menato.
Pertama kali ditato, badan demam selama beberapa hari. Setelah itu, setiap kali ditato masih tetap terasa sakit, tetapi tidak demam lagi. Yang paling sakit adalah tato di rusuk dan leher karena kulitnya tipis dan terasa sampai ke tulang. Tato penuh satu badan ini tidak dibuat dalam sekali menato, tetapi belasan kali.
 Sekarang ini banyak sekali anak muda yang memasang tato agar dirinya merasa maco, keren, dan ingin menjadi perhatian orang banyak. Mungkin ada juga yang beranggapan jika memasang tato di bagian-bagian tertentu mereka sebut seksi. Tapi apakah mereka tahu apa resiko jika kita memasang tato pada tubuh kita di zaman yang berbahaya ini.
Berikut ini 5 Resiko Menato Tubuh yang harus di perhatikan.

  1. Alergi .Penggunaan pewarna pada saat menato bisa menyebabkan reaksi berupa alergi pada kulit. Biasanya akan ada rasa gatal pada bagian yang ditato. Jangan di kira ini hanya berlangsung sesaat, tapi hal ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
2. Infeksi. Penggunaan peralatan Tatto yang kurang bersih bisa menimbulkan infeksi pada kulit  tandanya seperti kulit memerah, bengkak, sakit dan bernanah.
3. Benjolan Pada Kulit. Benjolan yang berada di sekitar area tato disebut dengan granulomas, tak hanya itu saja ternyata Tato juga mendorong pertumbuhan keloid atau jaringan kulit tambahan yang tumbuh dibekas luka.
4. Penyakit yang dibawa dari darah. Jika peralatan kurang steril juga bisa menyebabkan tertular penyakit yang dibawa dari darah, contohnya HIV, tetanus dan lain-lain.
5. Bengkak atau kulit terbakar. Tato bisa menimbulkan bengkak atau kulit terbakar saat orang menjalani proses di tato.

Menurut saya Tato bukanlah sesuatu yang membuat diri kita keren, maco, sexi ataupun yang lainnya. Tato merupakan tradisi secara turun menurun yang semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula tujuan dari pemakaian tato. Dahulu tato dipakai sebagai pembeda derajat seseorang dimata masyarakat, namun sekarang penggunaan tato sangat bebas sekali. Siapapun boleh menato tubuhnya sendiri. Karena kebebasan itu, penggunaan dari alat pentato itu kurang steril, sehingga banyak orang yang terserang penyakit yang sangat berbahaya. Contohnya HIV, Hepatitis, dll. Kalau menurut saya, menato tubuh itu memang suatu seni, tapi seni yang dapat merusak tubuh kita, dan Allah SWT. sangat melarang umatnya untuk merusak atau  mengotori dirinya sendiri karena Allah SWT. menyukai kebersihan. Jadi pikirkanlah bejuta-juta kali jika kamu ingin menato tubuh kalian.

detik.com dan kompas.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar