Minggu, 27 November 2011

AR AMSA 2010-sekarang


 AMSA itu merupakan UKM ternama di FKUP, dimana ia memiliki 3 divisi, Social Welfare, Academic Research, dan English Academy. Saya di SCORE FKUP menjadi delegasi AMSA di divisi Academic Research atau kami sering menyebut AR.


Pada kepengurusan AR 2010-2011 yang di pimpin oleh Achmad Triadi atau kita sapa mamet, menurutnya pada masa jabatan dia anggota AMSA masih kurangnya sense of belonging dari anggota-anggotanya. Maka dari itu ia memfokuskan tujuannya untuk lebih mempersatukan dan membuat nyaman para anggota AR. Baru dari situlah, mereka memulai untuk pengembangan skill, dari pelatihan poster internal yang diselenggarakan dengan sistem kompetisi. Agar memacu mereka membuat poster sebagus mungkin.

Cara mamet membuat achieve goal itu lebih ke kualitatif di banding quantitatif, karena indikator sense of belonging susah jika menggunakan quantitatif. Jadi ia membuat life report masing-masing perkembangan tiap anak di AR dari mulai pertemuan awal sampai terakhir.
Ketika itu ia membuat semacam saembara membuat kelompok-kelompok keci di AR, dimana masing-masing kelompok itu membuat poster untuk acara Nutcracer. Tapi apa, ia hanya mendapat 3 poster saja. Evaluasi dari itu semua adalah: pertama, dalam masalah penyatuan atau meningkatkan sense of belonging salah satunya di pengaruhi jumlah anggota, frekuensi bertemu, pendekatan interpersonal bukan pendekatan sekelompok, keutamaan esensi atau tujuan dari acara (ada karena kebutuhan). Semakin sedikit, semakin efektif untuk dapat dirangkul misalkan 10 orang dibanding 100 orang lebih efektif untuk dirangkul yang 10 orang, untuk yang 100 perlu bnyak perpanjangan tangan, semakin sering bertemu semakin tahu cara pembawaan yang cocok jadi hubungan interpersonal baik, dengan adanya esensi lebih akan mengerti dan merasakan perkembangan dibandingkan melatih menjadi EO. ‎​Yang kedua, berikan tanggung jawab lebih salah satu untuk bisa membuat mereka terikat dan juga memiliki keinginan kuat untuk memberikan yang terbaik. ‎​Yang ketiga, hubungan organisasi tidak hanya proker kerja, tapi bonding sangat diperlukan jika perlu di awal, tengah, maupun akhir kepengurusan.
Ketika ia menjabat sebagai ketua divisi AR, adapun yang menjadi Representative dari AMSA yaitu Teh Nisa. Menurut mamet ketika itu AMSA tidak ada arahan jelas, mau diapakan kepengurusan tahun itu. Follow up cukup baik, tetapi kurangnya kumpul bersama lebih ke arah kontak personal dengan pj. ‎​Kurang baiknya struktural, kebanyakan struktural yang tidak prlu dan hanya memenuhi saja apalagi yang gabut. Dan kurang bisa menjadikan AMSA menjadi satu, sehingga terkotak-kotakan menjadi perdivisi.
Setiap EB memiliki supervisor. Tetapi supervisor tidak pernah sekalipun memberikan gambaran ranh kerja yang dilakukan EB apa, tujuan baik itu RPO dan lain-lain tidak ada. Jadi benar-benar dari 0 besar mereka membangun AMSA kembali, dari konsep dan apa-apanya sendiri. Saat itupun dosen pembimbing kita dr. Cut tidak ada, tidak ada tempat untuk bertanya ataupun berdiskusi. Jadi ujungnya berdiskusi dengan angkatan kepengurusan, itulah yang membuat 2009 bisa tetap stay dan nyatu di kepengurusan dan menyatu terutama di EB.
Goal di AR AMSA yang belum ia raih adalah pelatihan paper poster dan mencari dosen pembimbingnya. Kalau untuk poster, bonding sudah ada. Sama kumpul bareng antar kepengurusan AMSA seluruh divisi belum ada. Itu dikarenakan pemilihan pergantiannya cepat agar disamakan senat. Jadi belum terlaksana.
Pada saat kepengurusan mamet di AR AMSA yang diketuai oleh Ribong, menurut mamet awalnya ia berharap dia jadi ketua senat yang yang sesuai, tapi ketika menjadi ketua, sikapnya jauh berubah bukan Ribong yang ia kenal. Disitu mulai, ketua senta terkesan jauh dan terlihat di dalam senat terbagi atas kotak-kotak seksi kecil, dibuktikan dengan bedanya pengenalan masing-masing bidang. Banyak pula kegiatan senat, tapi benar-benar hanya dirasakan oleh anggota senat, semakin saja terlihat eksklusif. Dant saat itu tambah lagi masalah ketidak seusaian keinginan mahasiswa dengan dekanat, seperti supercamp disatukan, tidak boleh pake sponsor.


Kemudian bergantilah jabatan dari mamet ke Syuhada 2011-2012 atau kita sapa syu. Kondisi AR ketika ia mengawali jabatannya masih berantakan, karena sejak 2 tahun lalu dari proker AR tidak ada yang berjalan semestinya. Ditahun lalu hanya 1 proker yang terlaksana, yaitu pembuatan poster di Bale 4. Tetapi alhamdulillah AR 2010 yang sangat baik dan kooperatif, kondisi AR sekarang ini membaik. Semua proker yang direncanakan secara musyawarah bersama anak-anak AR lainnya berjalan dengan lancar hingga saat ini. Dari grafik terjalannya proker dan keaktifan anggota terlihat ada peningkatan. Begitupun dengan AMSAnya itu sendiri, hal ini dapat dibuktikan dengan mulai jalannya berbagai proker-proker dari masing-masing divisi.
Bisa kita simpulkan bahwa AR di kepengurusannya sudah cukup berhasil, tapi ujarnya pada masa yang akan datang AMSA FKUP khususnya AR harus bisa lebih dari sekarang. Bisa diibaratkan sekarang yang dibangun oleh kepengurusan 2011-2012 ada pondasi dari AMSA. tugas kepengurusan selanjutnya adalah melanjutkan pembangunan yang telah dimulai kepengurusan sekarang.
Menurutnya, ia sudah mencapai semua goal/target dari kepengurusan ia, tapi ambisi dia untuk mengaktifkan semua anggota AR agar semuanya bisa menguasai skill pembuatan paper poster dan public speaking, masih belum tercapai.
Untuk kemahasiswaan di masa ia menjabat, menurutnya kemahasiswaan fakultas sudah cukup kooperatif, terlihat ketika mengurus acara Carnaval. Seperti peminjaman alat dan ruangan, namun mengingat kualitas alat yang dipinjamkan masih kurang memadai. Lalu kemahasiswaan seperti senat menurut syu biasa saja, kinerja senat sudah lumayan. Tetapi ia kecewa sedikit ketika Carnaval. Pada pemberian cap magnum pada maba, tidak sesuai regulasi awal yang telah disepakati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar